Apa yang Terjadi Ketika Ibu Sakit?

 “Memangnya jadi ibu boleh sakit?”

Percakapan di grup chat yang isinya ibu-ibu semua itu menghasilkan diskusi menarik. Ada yang bilang kalau anak sakit atau suami sakit, semua masih aman terkendali. Kalau ibu yang sakit, rumah bisa kacau balau karena tidak ada yang mengatur dan mengurus keadaan. Lalu, ada yang bilang seorang ibu tidak sempat sakit. Di antara mengurus anak dan pekerjaan rumah tangga, waktunya sudah tersita habis. Saking sibuknya sampai tidak ada waktu untuk sakit.

Seorang ibu tunggal di grup chat tersebut jadi curhat. Sebut saja namanya Ibu A.

Untuknya, sakit adalah berkah. Soalnya kalau sakit, ibu A masuk rumah sakit dan opname. Ibu A yang juga sandwich generation harus mengurus anak-anak dan juga orang tua yang semuanya tinggal serumah. Moment ketika dirinya dirawat di rumah sakit jadi sebuah kebahagiaan tersendiri karena bisa tidur tanpa diganggu, kecuali pas suster memeriksa infus. Bisa main ponsel tanpa direbut si kecil atau dikomentari ibunya. Bisa rebahan tanpa diganggu. Bisa bangun siang dan tidak pusing memikirkan hari ini makan apa. Bisa liburan tanpa dapat komentar julid dari teman-teman.

Itu bedanya sakit dan staycation, katanya. Setengah bercanda, tapi membuat yang membaca chatnya jadi setengah miris juga. 

Image by freepik

Ibu yang lain, Ibu B, bercerita kalau biasanya keluarga tidak tahu dia sakit. Diam-diam ke rumah sakit di tengah hari ketika anak-anak sedang sekolah dan suaminya di kantor. Lalu ada ibu C yang sakitnya tidak tampak karena ada di dalam kepala. Juga diam-diam ke Psikolog rujukan dari Puskesmas setempat karena takut ketahuan keluarga bahwa dirinya terdiagnosa depresi. Jadi ibu harus sehat fisik dan mental. 

Kok jadi menakutkan? Padahal jadi ibu itu boleh sakit lho. Kan ibu juga manusia. Walaupun ibu memiliki kekuatan super, tapi kan namanya penyakit dapat hadir kapan saja dan di mana saja. Superman juga pasti pernah demam dan Batman pasti juga diare kalo makan pedas. Yang namanya sakit ya wajar. 

Tapi, saya pribadi merasa setelah jadi ibu, daya tahan tubuh meningkat. Toleransi atas rasa sakit juga naik. Kalau dulu, pusing sedikit, saya langsung rebahan. Sekarang bisa terus bekerja dan produktif. Bahkan tanpa  konsumsi vitamin atau suplemen secara rutin pun, imunitas tubuh tetap terjaga. Katanya sih karena punya anak dan demi anak haha. Dalam tubuh yang sehat, ada jiwa yang bahagia. Setiap ibu memiliki cara menikmati waktunya ketika sedang sakit. Apalagi kalau sakit adalah cara badan kita mengingatkan bahwa sudah waktunya istirahat. Harus didengarkan, bukan?

Satu hal yang bisa dibawa pulang dari diskusi ibu-ibu di grup chat tersebut adalah “jangan pernah merasa bersalah kalau kita sakit.” Membiarkan dunia berfungsi tanpa kita sementara waktu bukan sesuatu yang menakutkan.

Kecuali mungkin kalau habis sembuh, jumlah hal yang harus dibereskan jadi berkali lipat. Karena dunia memang tidak bisa berfungsi dengan baik tanpa seorang ibu.

Comments

Popular Posts