Aturan untuk Parenting yang Menyenangkan

Saya jadi single mom sudah 12 tahun.

Ketika mengucapkan kalimat tersebut di awal salah satu kumpul-kumpul rutin komunitas Single Moms Indonesia (SMI), saya jadi berpikir sendiri. Lah, udah lama juga ya?

Kok bisa? Soalnya kata Chester Bennington, “If you can’t have fun doing it, then you’re doing it wrong.”

Lalu pertanyaannya sekarang, bagaimana bisa jadi menyenangkan? Jawabannya bakalan berbeda-beda buat setiap individu. 



Punya “Me Time”

Menjadi orang tua tunggal, saya pernah dapat komentar kalau si Dudu ini hanya punya Mama. Jadi adalah tugas si Mama untuk jadi Mama plus Papa. Kalau saya pergi sendiri, ada teman yang komentar kok senang-senang sendiri kayak lupa kalau sudah punya anak. Kalau saya jalan-jalan, suka ditanya kok nggak sama Dudu. Mama macam apa ninggalin anaknya di rumah. Kesannya sudah single mom, sering ninggalin anak buat kerja, eh masih pergi lagi senang-senang.

Buat saya yang working Mom, yang namanya “Me Time” ini bukan pada saat kita bekerja di kantor. Dan “Me Time” itu penting agar tidak burn out dan kelelahan mengurus anak.

Masih merasa bersalah? Well, pernah kepikiran kalau anak juga sebenarnya butuh “alone time”. Banyak orang tua merasa bersalah ketika meninggalkan anaknya sendirian tanpa kesibukan yang terjadwal. Tapi anak perlu bisa menemukan kesibukannya sendiri tanpa kita dikte supaya nantinya bisa mandiri. Ajarkan bahwa “alone time” bukan berarti mereka ditinggalkan sendirian, tapi memang semua anggota keluarga perlu waktu menyendiri. Dan ini tidak berarti harus berpisah jauh. Cari dan temukan yang cocok untuk masing-masing keluarga. Kalo nggak fun ya, berarti harus cari kegiatan “me time” lain yang lebih cocok.

Something like a staycation, tapi ada 1 jam di mana Dudu pergi berenang, dan saya baca buku di pinggir kolam.
Fokus ke Sekarang

Masa lalu sudah lewat, cuma bisa dijadikan pelajaran. Masa depan belum datang, cuma bisa dijadikan rencana. Jadi sebaiknya kita fokus ke sekarang mau apa. Sebagai Mama, saya sering terlalu sibuk merencanakan sesuatu, mulai dari liburan sampai biaya sekolah sampai lupa enjoy yang sedang dijalani sekarang. Planning liburan itu seru, tapi bisa jadi tidak menyenangkan kalau kitanya sendiri sedang tidak ada dana lebih untuk booking hotel yang nyaman. Mendingan ditunda dulu dan fokus menyelesaikan side job dan orderan online shop yang ada di depan mata biar ada pemasukan tambahan.


Kalau berpikir jauh ke depan sudah tidak menyenangkan, as in not something I’m looking forward to, saya akan berhenti dan melihat sekeliling. Saya belajar untuk memilih mana yang bisa dikerjakan, mana yang harus diikhlaskan. Mana yang harus diprioritaskan, mana yang sebenarnya nggak penting. Mungkin dengan memilah-milah saat ini, planning masa depan bisa lebih menyenangkan.

Masa lalu? Yang mana ya? Hahahahaha

Jadi Diri Sendiri
Jadi seorang Mama bukan berarti harus meninggalkan hal-hal yang kita sukai. Kalau kita senang olahraga, bukan berarti harus berhenti ikut kelas Yoga atau Zumba. Bawa aja anaknya hahaha. Kalau kita tipe orang yang cuek (seperti saya), ya kenapa setelah jadi Mama mendadak harus seperti sersan militer? 


Awal-awal, saya sempat kepikiran. Sempat termakan komentar kanan kiri. Kok begini, kok begitu. Jadi Mama kok membiarkan anak pakai gadget pas weekday? Kok anaknya dibiarin aja nonton zombie dan adegan tembak-tembakan? Kok nilainya jelek nggak dimarahin? Kalo ngikutin komentar dengan “kok” ini nggak bakal ada habisnya sih. Dan kebanyakan peduli sama orang bikin parenting jadi nggak menyenangkan buat saya.

Hal ini juga berlaku sebaliknya. Kok anaknya nggak dibeliin tas baru? Kok rumahnya nggak dipasangin wifi? Jadi, di ultah Dudu beberapa tahun lalu, saya akhirnya beli PS4. “Three years too late,” kata Dudu, yang teman-temannya sudah punya PS4 dari awal masuk SD. Tapi saya tidak menyerah pada “peer pressure” dan tetap mengikuti timeline saya sendiri. Soalnya PS4 itu bukan cuma buat Dudu, tapi buat saya juga. Like mother like son. Haha. Yes, jadi Mama bukan berarti saya berhenti main game. 


Trus kalo salah gimana? Percaya saja sama diri sendiri. Dudu anak saya, jadi (seharusnya) saya yang paling kenal Dudu.

Ya kata Chester Bennington sih “If you can’t have fun doing it, then you’re doing it wrong.” Yang salah itu kan, kalau jadi nggak menyenangkan. Haha.

Comments

  1. Setuju banget sama poin-poin di atas. Jadi mama bukan berarti stop doing what we love to do ya. Jadi keinget omongannya Carrie waktu Charlotte stop lari karena takut lagi hamil di Sex and the City. Btw, seruuu banget bisa main PS bareng anak hahahaha

    ReplyDelete
    Replies
    1. Haha, soalnya saya juga suka main PS dari kecil. Btw aku ngga ngikutin Sex and The City. Jadi pengen tau episode yang itu deh.

      Delete
  2. Mbaaaak, emang sih kalo denger komentar orang terus bakal lelah banget kita-nya yaaaah.

    Kita yang jalanin, ngapa orang lain yang suka ribet sik? *ratapan emak2 yg timeline-nya oppa ganteng semua dan sering di-judge ini-itu hahaha*

    Yang penting mah kita jalanin semua dengan sebaik2nya dan bahagia. Udah itu aja sih hehehe

    ReplyDelete

Post a Comment

Popular Posts