Bagaimana Menjawab Pertanyaan yang Sulit dari Anak?

“Kemarin anak gue nanya soal alat kontrasepsi karena kita melihat barangnya ada di samping permen telor di kasir minimarket. Gue jelasin kalo itu hanya untuk orang dewasa, tapi dia penasaran barang apa. Lalu kenapa diletakkan di samping permen coklat favoritnya? Gue bingung menjawabnya.”

“Saya dipanggil wali kelas anak saya ke sekolah karena dia bertengkar, memukul teman sebangkunya. Usut punya usut, ternyata si teman ini meledeknya karena tidak punya bapak. Saya dan suami memang sudah bercerai, dan anak saya tidak pernah bertemu bapaknya yang tidak bisa dihubungi sejak dia lahir. Dia bertanya kenapa dia yang disalahkan padahal teman sebangkunya yang mulai duluan?”

Pernah mengalami yang seperti ini? Bagaimana menjawab pertanyaan “sulit” dari anak-anak yang muncul tiba-tiba?

Sebagian anak memiliki daya observasi dan rasa penasaran yang lebih besar. Mereka lebih sering bertanya dan pertanyaannya sering kritis, sehingga kita sebagai ibu sering kesulitan menjawabnya. Karena masih anak-anak juga, terkadang mereka belum paham bahwa hal tersebut tabu atau tidak sopan jika disebutkan secara verbal. Ketika kita tegur, mereka akan bertanya kenapa? Dan kita pusing menjawabnya, apalagi ketika harus menerjemahkan jawaban itu ke dalam bahasa yang mereka pahami.

Tenang

Jadi, mulailah dengan bersikap tenang. Tidak marah ketika anak bertanya soal alat kontrasepsi yang ada di samping permen telur di kasir. Ambil jeda waktu dan hindari bereaksi secara berlebihan. Hindari juga menyalahkan anak secara langsung, karena itu akan membuat mereka enggan bertanya lagi di kemudian hari. Kalau anak tidak bertanya lagi, yang repot ya kita juga kan. Mereka akan bertanya ke orang lain atau mencari di Google, yang jawabannya tidak bisa kita kontrol. 

Jujur

Tapi saya panik, tidak tahu jawabannya. Ya, kalau memang begitu, tarik nafas dan jujur pada anak. Jika terjadi di minimarket ya jelaskan bahwa hal ini akan dibicarakan di rumah saat sedang berdua saja. Tidak di tempat umum. Selain membuat situasi dan kondisi lebih kondusif, kita juga jadi punya waktu lebih untuk mempersiapkan jawabannya. Anak-anak tidak akan lupa, dan akan kembali bertanya. Jujur lebih baik karena anak-anak tidak akan kehilangan kepercayaan pada kita.

Sesuai Umurnya

Gunakan jawaban yang dapat dimengerti anak-anak sesuai usianya. Jika anak masih balita, kemungkinan mereka hanya sekedar penasaran dan tidak membutuhkan jawaban yang terlalu rumit. Anak yang sudah lebih besar akan membutuhkan jawaban yang lebih kompleks dan memberikan pertanyaan lanjutan. 

Cari tahu apa latar belakangnya dan sampai sejauh mana pengetahuannya mengenai subyek tersebut. Terkadang, ketika kita sudah panik takut anak kita melihat sesuatu yang tidak seharusnya, ternyata si anak hanya penasaran benda apa itu yang ada di dekat permen telor kesukaannya. Menjelaskan alat kontrasepsi ke anak balita yang baru pertama kali melihat dan anak yang sudah tahu arti pacaran, tentu akan berbeda. Begitu juga dengan menjelaskan kenapa penempatannya dekat dengan kasir. 

Begitu juga menjelaskan situasi keluarga, dan meminta anak untuk berempati dan toleransi. Anak yang lebih kecil mungkin tidak paham kenapa diminta bersabar dan mengalah, sehingga memukul itu adalah reaksi spontan yang dilakukannya ketika marah. Anak lebih besar mungkin mengerti bahwa berteman itu bukan sekedar main petak umpet dan makan bersama. Ada emosi dan privasi yang harus dijaga.

Gunakan Referensi

Gunakan referensi yang dekat dengan anak-anak. Misalnya kita pernah melihat adegan dalam film yang pernah ditonton anak, buku yang pernah dibaca, atau game yang dimainkan. Kita bisa menggunakannya untuk menjelaskan situasi yang terjadi. Gunakan juga kalimat yang anak-anak pahami, misalnya, “mama tahu kamu penasaran,” atau “bunda paham kamu marah.” Selain membantu menjawab, hal ini akan menunjukkan bahwa kita juga tertarik dan peduli akan pertanyaan anak.

To sum up, dalam menjawab pertanyaan sulit kita harus tenang dulu, lalu jujur dan memahami konteks pertanyaannya. Validasi perasaan anak dan gunakan referensi jika memungkinkan. Good luck, Mom!


Comments

Popular Posts