Tips Menabung Budget Sekolah Anak

Saya seorang single mom. Anak saya sekolah di international school. Bukan mau saya sih, tapi keadaan memaksa dan ini lain cerita. Soalnya di postingan ini saya mau cerita soal BUDGET.


Sudah beberapa kali Lebaran belakangan ini liburannya barengan sama tahun ajaran baru. Yang tahun ini malah semakin maju jadi libur anak sekolah juga semakin panjang. Berarti saya rugi dong bayar uang sekolah setahun kalo anaknya masuk cuma 10 bulan haha. Uang sekolah Dudu mengambil sebagian besar porsi biaya dalam budget saya. Budget acak-acakan soalnya nilai matematika saya jelek dan meskipun saya anak IPS, saya nggak suka ekonomi. Apa triknya?
  • Setiap gajian, saya langsung bagi dua. Separonya buat tabungan uang sekolah tahun depan. Bayaran uang sekolah datang setiap bulan April/Mei jadi tahun depan mungkin THR bisa jadi penyelamat kalau duitnya kurang buat bayarin Dudu naik kelas 2 SMP.
  • Bayarnya langsung setahun full. Ini kebiasaan keluarga saya, terutama Mama, yang anti-cicilan. Jadi semua harus lunas di depan. Jadi setahun berikutnya saya bisa konsentrasi menabung.
  • Menghitung presentase kenaikan uang sekolah. Biaya yang naik tiap tahun membuat saya harus nabung lebih banyak. Jadi kalau taon ini bayar 5 juta, taon depan bisa bayar 6 juta. Nah, kelebihan 1 jutanya kan harus diperhitungkan dalam tabungan. Jangan sampai saya hanya menabung 5 juta buat taon ajaran depan.
  • Jangan diganggu gugat. Tabungan uang sekolah Dudu bentuknya deposito. Bisa dipecah hanya dekat-dekat waktunya bayar. Bisa ditambah per-periode sih, saya kurang mengerti deposito macam apa yang Mama saya gunakan untuk tabungan uang sekolah Dudu. Yang jelas, setiap bulan saya bisa top up tapi untuk pengambilan, kalau belum waktunya break akan dikenakan penalty. Atau jangan-jangan ini hanya akal-akalan Mama saya aja supaya uangnya nggak kepake buat yang lain.
Yang sering bikin kelabakan, dan resiko memasukkan anak ke sekolah internasional, adalh biaya lain-lain yang bikin budgeting berantakan. Bayangkan field trip ke luar kota naik pesawat non-budget dan menginap di hotel bintang 4. Tidak pergi kasihan anaknya, mau pergi juga ongkosnya bikin jantungan. Pemberitahuannya sering mepet, jadi mau dialokasi dari gaji bulan depan juga tidak mungkin. Untungnya sih, selama ini entah dari mana dananya selalu tersedia.

Lalu gimana kalo mau #DateWithDudu?

Nah ini kenapa saya punya side job, sampingan jastip sambil jalan-jalan ke luar negeri dan lain sebagainya. Uang yang masuk dari usaha non-gaji semuanya ditabung untuk keperluan lain-lain. Selain itu saya juga melibatkan Dudu buat ikut mengatur Budget nge-date ini, supaya anaknya paham kenapa bulan ini nggak bisa beli Game PS baru atau kenapa kita cuma bisa staycation aja.

Ngedate sama Dudu bisa cari event bersponsor 
Biaya ngedate dibagi per-kartu. Ada Kartu Funworld, Kartu CGV, Kartu Starbucks yang selalu di-top up setiap awal bulan (dan kalo ada rejeki kita top up di tengah bulan). Jadi saya dan Dudu nge-budget sendiri, si FunWorld mau diisi berapa, Starbucks mau diisi berapa. Ada berapa film bagus dan berapa yang harus kita sisihkan buat nonton. Kalo film yang rilis semuanya jelek ya saldo CGV tidak usah di top up dulu. Atau kalau ada kesempatan menang kuis nobar, ya kartu CGV kita skip. Kalau Dudu lebih memilih nabung buat beli game PS4 baru, ya bulan ini tidak main Funworld dulu. Ya pokoknya diatur semacam itu deh.

Looks simple, and most of the time emang simple. Jadi ribet kalau kita kebanyakan makan di luar pas weekend dan menjelang akhir bulan, uangnya sudah menipis tapi tiba-tiba Dudu perlu buku gambar baru, atau kanvas dan cat buat art project.
Atau kalau ada pengumuman harga tiket konser Korea.

Comments

Popular Posts