Solusi Tanpa Gadget Buat Anak Susah Makan

Ada yang bertanya ke saya, “Dudu dulu susah makan nggak sih?”
Oke, pertanyaan bagus.

Seperti anak-anak pada umumnya, seingat saya Dudu lebih suka gorengan seperti nugget dan sosis daripada sayuran. Sampai sekarang sosis ini jadi makanan favoritnya. Kalau bingung mau makan apa ya goreng sosis, bikin nasi goreng sosis bakso, atau bikin sop sosis. Ya pokoknya semua pakai sosis.


Tapi di awal-awal, sistem mengenalkan makanannya sama. Satu jenis di satu waktu. Pertama dia makan pisang. Cerita yang selalu saya ulang-ulang kalau ditanya pengalaman Dudu makan pertama kali. Jadi waktu itu saya nonton film sambil makan pisang. Kulitnya saya letakkan di meja samping sofa. Eh, ternyata si bayi iseng lalu mengambil dan mengemut kulit pisang tersebut. Ya waduh!


Daripada bayi Dudu makan kulit pisang, saya coba kasih pisangnya. Tentunya sudah dilumat dulu. Ternyata berhasil tertelan dan dia baik-baik saja. Tidak protes sama rasanya. Fotonya Dudu pas pertama makan mana? Ya tidak ada. Kan spontan haha. Tapi jangan khawatir, sejak itu ada banyak foto bayi Dudu sedang makan.

Makanan yang saya berikan pada Dudu biasanya beli jadi. MPASI di toples kaca yang bisa dibeli di supermarket. Rasanya ada macam-macam, mulai dari ubi, apel, wortel, pir, butternut squash, kacang polong sampai rasa ayam. Itu untuk stage pertama. Masuk di stage kedua, rasanya mulai dicampur-campur. Lalu pulang ke Indonesia pertama kalinya, dan kebagian ati ampela yang diblender. Haha. Saya tidak ingat Dudu pernah protes soal makanan. Dan saya juga tidak ambil pusing dengan jenis makanannya, terutama kalau jenisnya buah dan sayur. Termasuk Durian yang sekarang Dudu tidak suka, padahal waktu kecil pernah mencoba dan tidak apa-apa.

Tapi gimana biar anak tidak susah makan?

Waktu makan itu waktunya eksplorasi.
Ketika anak sudah bisa pegang sendok garpu sendiri, saya biasanya tidak menyuapi si anak makan. Selain karena saya sendiri juga makan. Dudu biasanya duduk di high chair, lalu sibuk menyendok sendiri makanannya. Mau pake tangan, mau berantakan ya bebas. Tapi saya makan barengan sama dia. Tidak ada distraction lain seperti ponsel atau TV. Jadi anaknya fokus ke kegiatan makan. Di restoran juga begitu. Saya bawa snack jenis puff atau sereal yang bisa jadi makanan plus mainan. Makanan selalu saya share, biar Dudu coba gigit juga. Daripada anaknya memaksa, lalu bertengkar, biasanya saya kasih dia coba. Kalau pedas gimana? Cabe? Ya saya kasih juga sih. Meskipun habis itu jadi repot karena anaknya jadi sakit perut. Hahaha.

Gimana dengan bento lucu? Wah, saya tidak bisa masak dan tidak telaten membuat bekal yang dihias. Jadi biasanya bentuk makanan tidak mempengaruhi Dudu untuk mencoba sesuatu.


Kalau ada waktunya, makan tidak perlu buru-buru.
Dinikmati saja experience-nya dan libatkan anak dalam proses. Waktu usia 1 tahun, saya suka melibatkan Dudu dalam memasak. Misalnya saat merebus pasta. Saya membiarkan Dudu ikut membantu dengan memasukkan Pasta ke dalam panci berisi air. Sebenarnya bukan teknik memasak pasta yang benar sih, tapi ini kan maksudnya untuk melibatkan anak ya hahaha.

Atau misalnya ketika kita sedang jalan-jalan dan mau berhenti makan, Dudu boleh memilih makanan yang dia suka. Kue di etalase atau makanan dari menu. Saya tidak terlalu ambil pusing apakah dia makan main course atau langsung skip ke dessert. Biasanya sudah makan kue pun suka penasaran dengan makanan saya dan akhirnya dia ikut makan juga. Jangan memburu-buru makan kalau memang bisa. Anak makannya lama, ya wajar. Jangan memaksa anak mengikuti speed kita sebagai orang dewasa. Enjoy the food, enjoy the moment. 
Anak belepotan cokelat juga lucu buat difoto. 

Kalau berantakan? Ya tinggal berikan tissue basah biar anak juga bantu membereskan kekacauan bekas dia makan. Anak adalah peniru ulung, kalau diberikan kesempatan, dia bisa berpotensi membantu mengelap meja. 


Jangan khawatir, selera bisa berubah.
Sama seperti Dudu yang dulu bisa makan Durian tapi sekarang kabur menghindar, selera makan anak bisa berubah. Dan selera kami berdua tidak harus sama. Dudu suka brokoli, setelah mendengar brokoli baik untuk kesehatan tulang di satu acara yoga ibu-anak yang kami ikuti. Saya tidak suka brokoli, dari kecil tidak suka dan sampai sekarang masih menjauhi makanan berbentuk pohon tersebut. Tapi saya suka Durian. Jadi ya diterima sajalah selera makan anaknya, yang penting kan tidak kurang gizi dan anaknya tumbuh dengan baik.

Comments

  1. Duuuh Dudu ganteng banget Yaa 😊..

    Seneng ya mba kalo anak gampang makannya. Aku sendiri punya 2 anak dan masing2 beda utk urusan makan. Si Kaka sangat2 pemilih. Sementara adiknya cendrung lahap Diksh apa aja kecuali ikan 😂😂.

    Tapi aku juga ga mau maksa sih. Krn aku toh sendiri ga semua makanan aku suka. Jadi kalo anak memang ga doyan Ama makanan tertentu, ya sudah, tapi aku usahain dia bisa suka dengan alternatifnya.😊

    ReplyDelete

Post a Comment

Popular Posts